Komplek berdirinya Masjid Tuo dilihat dari atas tebing jalan |
Tidak banyak orang yang
mengetahui keberadaan masjid ini. Mungkin disebabkan karena publikasinya yang
kurang dan lokasi masjid ini berdiri. Terletak di Jorong Kayu Jao, Nagari
Batang Barus, Kecamatan Gunung Talang, Kabupaten Solok. Ditepi jalan besar
Nagari Batang Barus terdapat persimpangan jalan kecil dan plang bertuliskan
pemberitahuan bahwa persimpangan kecil ini merupakan jalan masuk menuju lokasi masjid tuo berdiri. Persimpangan jalan
kecil ini berjarak sekitar 10-15 km dari perempatan jalan besar menuju Alahan
Panjang, Kabupaten Solok. Jalan menuju lokasi adalah jalan kecil dengan lebar
sekitar 2 meter dengan kondisi georgrafis jalan yang menurun cukup curam dan
sedikit berbelok-belok. Sekitar 100 meter menjelang masjid, jalan menurun
sangat curam, dianjurkan untuk para pengunjung yang membawa kendaraan, demi
keselamatan agar memarkir kendaraannya dibagian atas jalan saja dan turun
berjalan kaki menuju masjid.
Masjid Tuo dilihat dari halaman samping masjid |
Masjid Tuo (masjid tua), begitu
orang-orang biasa menyebutnya, dikarenakan usianya yang sudah ratusan tahun dan
termasuk salah satu masjid tertua yang masih berdiri dan berfungsi baik di bumi
Minangkabau.
Berkunjung ke Masjid Tuo seperti
berkunjung ke masa lalu. Masjid Tuo yang sudah berusia ratusan tahun berada
dalam keadaan sangat terawat, telah mengalami beberapa kali renovasi agar bisa
terus berfungsi sebagaimana mestinya, dengan tetap mempertahankan arsitektur
aslinya yang sederhana dan sangat identik dengan Masjid Demak di Banten yang
atapnya juga bersusun tiga. Di samping keasliannya yang tetap terjaga hingga
kini, masjid awalnya dibangun tanpa menggunakan satu buahpun paku, hanya
menggunakan pasak kayu disetiap sambungan kayu-kayunya sampai terjadi renovasi
beberapa tahun yang lalu, ada beberapa bagian sambungan kayu-kayu masjid yang
kemudian menggunakan paku. Atap masjid terbuat dari ijuk melambangkan desain
rumah adat Minangkabau yaitu Rumah Gadang. Di bagian mihrab (mimbar dan tempat
imam) juga diberi gonjong seperti Rumah Gadang.
Mighrab Masjid Tuo yang berbentuk Gonjong Rumah Gadang terlihat jelas dari atas jalan |
Mighrab Masjid Tuo yang berbentuk Gonjong Rumah Gadangjuga dapat dilihat dari arah depan masjid yang dipenuhi tumbuhan bunga |
Seperti layaknya keberadaan
masjid dimana saja pasti ada bedug yang menyertainya. Masjid Tuo juga mempunyai
bedug yang sudah sangat tua, terbuat dari kayu balok yang memiliki rongga cukup
besar ditengahnya, berada di halaman sebelah kiri masjid. Menurut keterangan
masyarakat setempat, usia masjid dan bedug itu sama tuanya.
Bedug masjid terlihat berada dihalaman depan sebelah kiri bangunan masjid |
Keberadaan Masjid Tuo merupakan
tanda sejarah bahwa agama Islam telah ada dan berkembang sejak lama di daerah
Solok. Dan nagari tempat berdirinya masjid ini menjadi pusat agama Islam
tersebut berkembang.
Masjid Tuo Kayu Jao, menurut
sumber berita yang dapat dipercaya, berdiri kira-kira tahun 1567 M (abad ke
15). Masjid ini merupakan pusat kegiatan 3 anak nagari, di kanagarian Batang
Barus, yaitu; Jorong Lubuk Selasih, Jorong Kayo Aro, dan termasuk tempat
berdirinya masjid tersebut yaitu Jorong Kayu Jao.
Pada dahulunya segala kegiatan
yang akan dikerjakan oleh ke tiga anak nagari tersebut baik itu berupa fisik
ataupun mental harus dimusyawarahkan di masjid tersebut. Bila ada anak nagari
yang tidak mau menjaga kelestarian mesjid, maka tidak dibenarkan memakai mesjid
itu lagi. Masjid ini juga menjadi tempat berkumpul pemuka-pemuka masyarakat
nagari-nagari tersebut dalam rangka memecahkan masalah dan merencanakan
pembangunan nagari.
Berdirinya masjid ini tidak
terlepas dari peranan penting beberapa orang dikala itu;
Angku Imam yang bernama Musaur (orang-orang dulu memanggil beliau
Mashur/Termashur). Dulunya setiap mesjid memiliki imam, muadzin (bilal). Di
masjid tuo ini dahulunya yang menjadi imam (angku imam) bernama Musaur.
Berkenaan nama ini tidak salah orang memanggil beliau Angku Imam Mashur karena
setiap beliau membawakan sholat berjama’ah selalu ramai diikuti makmum (jema’ah
sholat). Faktor-faktor yang mendorong ramainya jama’ah ketika beliau menjadi
imam adalah karena suara beliau yang merdu, pandai berirama, bacaan tepat dan
benar.
Angku Labai sekaligus sebagai Bilal. Nama Angku Labai orang-orang tahu pasti, sebuah nama yang sudah
tak asing lagi bagi masyarakat di ke tiga nagari tadi. Kepopuleran nama beliau disebabkan
karena kemerduan suaranya. Selain kemerduan suaranya Angku Labai punya
kelebihan yang lainnya. Ada kisah yang bercerita begini; Angku Labai sedang
bergunting (bercukur), kemudian tiba-tiba beliau bermohon kepada tukang cukur
agar beliau diberi izin sebentar, beliau berkata kepada tukang cukur bahwa
beliau menerima firasat dari Makkah (salah satu tanah suci ummat Islam di
Negara Arab Saudi, tempat berdirinya Ka’bah) kalau di Makkah sedang terjadi
kebakaran dan beliau akan pergi kesana, terheran-heranlah tukang cukur
tadi.
Maka berangkatlah Angku Labai
dalam keadaan terbengkalai cukurannya. Tidak lama kemudian beliau kembali.
Nyatanya ada benarnya firasat Angku Labai tadi, hal ini dibuktikan dari
keterangan seseorang yang baru pulang dari menunaikan ibadah haji sesudah
peristiwa itu terjadi, yang mana orang bersangkutan pada waktu terjadi
peristiwa kebakaran di Mekkah itu sedang menunaikan ibadah haji disana. Yang
membuat orang-orang heran, kenapa beliau itu pergi tidak begitu lama, dalam
hari itu juga beliau kembali, sesudah itu melanjutkan kembali cukuran beliau
yang terbengkalai tadi.
Kelebihan beliau yang lainnya,
ketika seorang sahabat beliau mengajak kepasar, beliau menjawab agar sahabatnya
pergi terlebih dahulu dan beliau akan menyusul. Ketika sahabatnya telah sampai
dipasar, sahabat beliau tersebut melihat beliau telah selesai berbelanja dan
siap untuk pulang, maka terheran-heranlah sang sahabat. Sahabat tersebut
bertanya ”samo apo angku kamari (dengan apa Angku kesini)? “ Angku Labai hanya
menjawab dengan senyuman, sehingga makin terkenal dan diseganilah beliau dimasa
itu.
Sesudah wafatnya Angku Imam,
beliau dimakamkan dimuka mihrab masjid yang sekarang masih dapat kita saksikan.
Beliau meninggal dunia disaat menjadi imam sholat Jum’at. Waktu kematian yang
menurut keyakinan ummat muslim adalah salah satu waktu kematian yang sangat
baik.
Angku Bilal sesudah wafatnya
dimakamkan diseberang masjid dekat Jirek (langgar), yaitu tempat beliau sholat
diluar sholat dimasjid. Konon menurut cerita yang ada, apabila terjadi kemarau
berkepanjangan dan masyarakat gelisah kekurangan air, digeserlah sedikit sandi
Jirek (langgar), dari situ akan keluarlah air. Kemudian keanehan kuburan beliau
yang lainnya, apabila kedengaran kuburan beliau bergema/berbunyi, itu merupakan
suatu pertanda akan ada bencana yang akan datang tidak lama kemudian, hanya
Tuhan-lah yang tahu kebenarannya.
Salah seorang orang tua yang bertempat tinggal tak jauh dari komplek bangunan masjid |
Keunikan Mesjid Tuo
1. Tiang (tonggak) masjid berjumlah sebanyak 24 tiang,
melambangkan jumlah Ninik Mamak yang 24 orang.
2.
Jendela masjid sebanyak 13 buah, melambangkan rukun
sholat.
3.
Anak tangga memasuki masjid berjumlah 5 undakan,
melambangkan Rukun Islam.
4.
Masjid dibangun 3 tingkat yang melambangkan Imam,
Khatib dan Bilal.
5.
Atap masjid dibangun 2 tingkat, melambangkan Allah SWT
dan Nabi Muhammad SAW.
Setiap sore Masjid Tuo menjadi tempat berkumpul anak-anak yang belajar mengaji dan bermain |
Sampai sekarang Masjid Tuo masih
dipakai sebagai tempat ibadah dan keperluan keagamaan lainnya bagi tiga anak
nagari. Setiap sore komplek berdirinya masjid terlihat ramai dengan keberadaan
anak-anak untuk belajar mengaji dibangunan TPA yang terdapat dipintu jalan
masuk menuju masjid. Keramaian fungsi masjid dimasa lalu seperti tergambar
dimasa sekarang.
Selesai belajar mengaji anak-anak pengajian bergotong royong membersihkan komplek bangunan masjid |
Salah seorang anak duduk di pintu jendela masjid yang besar. Karena bangunan masjid tidak terlalu tinggi, jendela yang besar menjadi efektif untuk sirkulasi udara bersih didalam masjid |
catatan perjalanan mengunjungi rumah Allah yang sangat menarik sekali bang tanjung :)
BalasHapusvisual fotonya memanjakan mata serta melepas rindu terhadap mesjid tua Jorong Kayu Jao ini :)
Terima kasih untuk komentar ny Yud....tag ke abg juga doong tulisan2 yudi yang amat sangat menarik itu...dan hasil jepretan2yudi yg memuaskan mata :-) kapan kita travelling bareeng ??
HapusTulisan yang menarik untuk di baca bg.
BalasHapusAlhamdulillah saya diberi kesempatan berkunjung dan menikmati kusyuknya beribadah di masjid ini.. subhanallah
BalasHapusAlhamdulillah saya diberi kesempatan berkunjung dan menikmati kusyuknya beribadah di masjid ini.. subhanallah
BalasHapus